CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Ahad, 18 Julai 2010

Jangan ditangisi apa yang bukan Milikmu

Ukhuwwah yang terbentuk di dalam tarbiah sudah cukup untuk membuatkan mak terasa seolah-olah seperti kehilangan seorang anggota keluarga…


Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan boleh kita miliki, meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya. “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakanya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikaNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al-Hadid : 22-23).


Demikian juga bagi yang sedang galau terhadap jodoh. Kadang kita tak sadar takdir Allah tentang jodoh kita, bukannya meminta yang terbaik dalam istikharah kita tetapi benar-benar mengharapkan Allah : Pokoknya harus doa, Ya Allah… harus dia, karena aku sangat mencintainya. Seakan kita jadi yang menentukan segalanya, kita meminta dengan paksa. Dan akhirnya kalaupun Allah memberikanya maka tak selalu itu yang terbaik. Bisa jadi Allah tak mengulurkannya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkanya dengan marah karena niat kita yang terkotori.


Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkan firman dari Allah : “… Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian. Dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah Maha mengetahui kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216).


Maka setelah ini wahai jiwa, jangan kau hanyut dalam nestapa jiwa berpanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus benar-benar dipikirkan bahwa apa-apa yang kita rasa perlu di dunia ini harus benar-benar perlu bila ada hubungannya dengan harapan kita akan bahagia di akhirat. Karena seorang mukmin tidak hidup untuk dunia tetapi menjadikan dunia untuk mencari hidup yang sesungguhnya : hidup di akhirat kelak, Maka sudahlah, jangan kau tangisi apa yang bukan milikmu.


Allahu’alam

Anak mak tetap anak mak, milik mak di dunia dan akhirat.




Catatan,
Kembara Samudera Qaseh.

0 ulasan: