CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Isnin, 12 Julai 2010

Bila Hati Telah Retak

Di mana Allah dalam hati kita?

Pernahkah kita tanyai hati kita?

Seberapa besar merangkumi keagungan Allah dalam hati kita?



Tahukah bahawa hati kita terlalu sarat dan penuh sesak dengan keinginan nafsu dan cita cita dunia? Hingga ianya retak dan tak dapat menampung keinginan keinginan itu dan tumpahlah nafsu itu kedalam ruhani kita hingga syaitan mengambil kesempatan menanamkan benih benih dunia hingga sampai ke suatu tika organ organ keruhanian kita ditumbuhi kebun kebun anggur yang palsu sehingga kita terkhayal sehingga tercabutnya nyawa.





Sedarlah kita dan jangan biarkan hati yang mulus ini retak.


Pertahankan hati kita dengan banyak melaksanakan amal-amal ibadah dan zikrullah , hanya ini yang dapat menerangi segala macam kegelapan yang menyelubungi hati.


Amal ibadah dan zikrullah itu diantara Nur Allah. Cahaya Allah. Tetaplah berhimpun disekitarnya. Janganlah menjauh dari terpaan sinar cahaya itu agar kita tidak kehilangan arah untuk melangkah.


Jangan jarak kan diri kita dari cahaya Allah itu dalam keadaan apa pun agar kita tetap dapat melihat dan boleh meraba jalan yang seharusnya kita lalui!


Bukalah kembali peta kegelapan hidup kita seperti mana peta itu telah dibuka oleh Abu Bakr untuk kita melihat apakah yang telah kita usahakan untuk menutupi kegelapan itu.


Cinta dunia adalah kegelapan ~ pelitanya adalah takwa.

Dosa itu adalah kegelapan ~ Pelitanya adalah taubat.

Kubur itu adalah kegelapan ~ Pelitanya adalah syahadah

Akhirat itu adalah kegelapan – Pelitanya adalah amal solih

Shirat itu adalah kegelapan ~ Pelitanya adalah iman.

Inilah dia peta kegelapan dan cahaya hidup kita.


Dan sebab itulah kita akan terus bersama Islam dan mengekalkan persaudaraan sesama manusia. Menghindari persaudaraan akan menjauhkan diri dari ditarbiyah, yang mana seseolah mahu menghindari dari mendapat cahaya yang menutupi lima kegelapan yang amat menakutkan ini.


Aku sering mengingatkan diri ku agar selalu membayangkan kegelapan ini sehingga ada tika tikanya bila ruhani ku menjangkau tinggi aku juga mampu menangis seperti Abdullah AlMubarak mengingati saat saat aku menghadapi kegelapan ini.


Pernahkah selama ini membayangkan kegelapan yang akan dilalui kita lalui?


Bayangkanlah jika taubat tidak diterima. Mampukah menghadapi azab Allah SWT. Yakinkah taubat akan Allah terima dalam keadaan kita sering mengulangi dosa kita tanpa rasa takut?


Bayangkanlah jika tidak dapat bersyahadah waktu sakarat disebabkan dosa dosa yang menahan hati dan lidah kita dari bersyahadah? Tidakkah selama lamanya tubuh badan kita dihimpit sehingga bertemu rusuk kerusuk. Selamanya menanti hari akhirat?


Inilah dia ugutan ugutan yang Allah berikan kepada kita dan motivasi untuk kita melakukan amal ibadah. Memelihara persaudaraan juga merupakan ibadah yang Allah suka, dan melalui persaudaraan akan saling berpesan-pesan Agar kita tidak terlalai sedikit pun. Agar apabila kita lemah dalam beramal, ugutan inilah yang akan membangunkan kita.



Marilah kita jauhi kegelapan itu dengan berusaha bersungguh sungguh untuk menyalakan obor dakwah ini. Memelihara pelita cahaya yang ada disekeliling kita ini sambil terus kita menjalani hidup seadanya. makan seadanya. Minum seadanya. Dan mengambil dunia seadanya.

Agar kesederhanaan ini dapat memacu kita menjalani hidup sebagai hamba dalam menapaki lorong lorong waktu dan muga kita dapat menembus belukar fitnah dan ujian hingga perjalanan kita di dunia fana’ ini berakhir.

Ingatlah kegelapan itu amat mencengkam serta menakutkan.

Mampukah kita bertemu dengan Allah. Berhadapan dengan Allah face to face dalam keadaan jiwa dan sanubari kita dalam kegelapan ….kegelapan yang akan membuatkan Allah berpaling dari kita! nauzubillah!

Berjanjilah disini.

Kita akan perbaiki diri dan menyeru orang lain dalam amal dakwah ini dan menempa diri kita menjadi pohon yang indah, dahan yang menjulang dan meneduhkan manusia lainnya.


Marilah kita tempuhi segala kesulitan dalam menuju Allah ini kerana dalam kesulitan inilah tersembunyinya keimanan yang sejati yang membuatkan kita semakin rindu dan rindu kepada syurga Allah apa lagi dengan senyum lambaian lambaian penghuni suci di syurga dan melupakan manusia dunia yang sering meretakkan hati kita.


Catatan,
Kembara Samudera Qaseh

0 ulasan: